Breaking

Friday, April 7, 2017

Banyak Yang Menangis Setelah Membaca Kisah Ini, Pengorbanan Seorang Ibu Untuk Anak Yg Sangat Mengharukan. [Beruntunglah Bagi Yang Masih Memiliki Ibu] Baca Lagi Disini...


Sesuatu cerita lama yang pantas dibaca dan juga direnungkan berkali - kali begitu sepatutnya bunda kita, gimana besarnya pengorbanan bunda kita dstnya kejadian ini berlangsung di satu kota kecil di taiwan, tahun berapa sudah kurang ingat. dan juga sempat diterbitkan melalui media cetak dan juga electronic. terdapat seorang pemuda bernama a be (bukan nama sesungguhnya).

ia anak yg pintar, giat dan cukup cool. paling tidak itu komentar cewe - cewe yang tahu ia. baru satu tahun lebih lulus dari kuliah dan juga bekerja di satu industri swasta, ia sudah dipromosikan ke posisi manager. gajinya pula cukup. rumahnya tidak sangat jauh dari kantor.

type orangnya yang humoris dan style hidupnya yang simpel membikin banyak bebrapa rekanan kantor suka berteman dengan ia, paling utama dari kelompok cewe - cewe jomblo. terlebih lagi pula gadis pemilik industri tempat dia bekerja pula menaruh atensi istimewa pada a be.

di tempat tinggalnya terdapat seseorang perempuan tua yang tampangnya mengerikan sekali. sebagian kepalanya botak dan juga kulit kepala nampak serupa borok yang baru mengering. rambutnya hanya tinggal sedikit di penggalan kiri dan juga balik. tergerai seadanya sebatas pundak. wajahnya pula cacat serupa cedera bakar. perempuan tua ini betul - betul serupa monster yang menakutkan. dia tidak sering keluar rumah terlebih lagi pula tidak sering keluar dari kamarnya apabila tidak terdapat keperluan berarti.

perempuan tua ini tidak lain ialah bunda kandung a be. walaupun demikian, si bunda senantiasa setia melakukan pekerjaan routine serupa bunda rumah - tangga lain yang sehat. membereskan rumah, pekerjaan dapur, cuci - mencuci (pakai mesin pencuci) dsb. pula senantiasa bagikan atensi yang besar pada anak salah satunya a be. namun a be ialah seorang pemuda wajar serupa anak muda lain. keadaan ibunya yang cacat mengerikan itu buatnya cukup susah buat mengakuinya.

tiap kali terdapat sahabat ataupun kolega business yang ajukan persoalan siapa
perempuan cacat dirumahnya, a be senantiasa menanggapi perempuan itu merupakan pembantu yang turut ibunya dahulu saat sebelum wafat. “dia tidak miliki kerabat, jadi aku tampung, kasihan. ” jawab a be. perihal semacam ini sempat terdengar dan juga di tahu oleh si bunda. nyatanya ibunya berkecil hati sekali. namun dia senantiasa diam dan juga menelan ludah getir dalam kehidupannya. dia terus menjadi tidak sering keluar dari kamarnya, cemas anaknya susah buat menarangkan persoalan menimpa pribadinya.

hari buat hari kemurungan si bunda kian parah. satu hari dia jatuh sakit cukup kritis. tidak kokoh bangun dari ranjang. a be mulai kerepotan mengurusi rumah, menyapu, mengepel, mencuci pakaian, mempersiapkan seluruhnya keperluan keseharian yang lazimnya di kerjakan oleh ibunya. ditambah wajib mempersiapkan obat - obatan buat si bunda saat sebelum dan juga seusai kembali kerja (di taiwan sulit sekali mencari pembantu, jikalau terdapat mahal sekali). perihal semacam ini membikin a be jadi bt (bad temper) dan juga uring - uringan di rumah.

kala dia mencari sesuatu perihal dan juga mengacak - acak lemari ibunya, a be amati satu box kecil.
di dalam box hanya terdapat satu photo dan juga potongan koran usang. bukan berisi perhiasan serupa sangkaan a be. photo berdimensi postcard itu nampak seorang perempuan menawan. potongan koran usang memberitakan menimpa seorang perempuan berjiwa pahlawan yang telah menyelamatkan anaknya dari bencana kebakaran. dengan memeluk erat anaknya dalam pelukan, menutup pribadinya dengan sprei kasur basah menerobos api yang telah mengepung tempat tinggal.

si perempuan mengidap cedera bakar cukup sungguh - sungguh lagi anak dalam dekapannya tidak terluka sedikitpun. meski telah usang, a be cukup berusia buat ketahui siapa perempuan menawan di dalam photo dan juga siapa perempuan pahlawan yang diucap dalam potongan koran itu. ia ialah bunda kandung a be. perempuan yang saat ini ini terbaring sakit tidak berdaya.

otomatis air mata a be menetes keluar tanpa mampu dibendung. dengan menggenggam photo dan juga koran usang itu, a be lekas bersujud disamping ranjang si bunda yang terbaring. sembari menahan tangis dia memohon maaf dan juga meminta ampun atas dosa - dosanya sepanjang ini. si ibupun ikut menangis, terharu dengan ketulusan hati anaknya. “yang kemudian ya sudah nak, bunda sudah maafkan. janganlah di ungkit lagi”.

sehabis ibunya sembuh, saat ini a be terlebih lagi berani bawa ibunya berbelanja ke supermarket.

walaupun jadi fokus atensi sebagian orang, a be senantiasa cuek bebek. kemudian kejadian ini menarik atensi kuli tinta (wartawan). dan juga bawa cerita ini dalam media cetak dan juga elektronik.

sahabat yang masih miliki bunda (bunda ataupun mami) di rumah, supaya bagaimanapun kondisinya, lekas meminta maaf padanya. selagi masih terdapat waktu ya. 





( sumber: https:// warta- wati. blogspot. com/2016/09/banyak-yang-menangis-setelah-membaca. html )

No comments:

Post a Comment